Sabtu, 03 Mei 2025

Menikah adalah Sunah Nabi: Teladan dari Hadis Anas bin Malik

Menikah adalah Sunah Nabi: Teladan dari Hadis Anas bin Malik



Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa pernah datang tiga orang laki-laki ke rumah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka datang untuk menanyakan bagaimana bentuk ibadah Nabi sehari-hari. Setelah mendengar penjelasan istri Nabi, mereka merasa bahwa ibadah mereka masih sangat jauh dari apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Mereka pun berkata bahwa Rasulullah adalah orang yang telah diampuni dosanya oleh Allah, baik dosa yang telah lalu maupun yang akan datang. Maka mereka ingin meningkatkan ibadah mereka masing-masing dengan cara yang sangat ekstrem.

Salah seorang dari mereka bertekad untuk selalu bangun malam dan tidak tidur demi bisa terus salat malam. Yang lainnya berniat untuk berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang ketiga menyatakan akan menjauhi perempuan dan tidak akan menikah selamanya.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar hal ini, beliau langsung menanggapi dengan sabda yang mulia:

"Apakah kalian yang berkata seperti itu? Demi Allah, sungguh aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya di antara kalian. Namun, aku berpuasa dan berbuka, aku salat dan tidur, dan aku juga menikah. Maka siapa yang tidak menyukai sunahku, ia bukan bagian dariku."
(HR. Bukhari no. 5063 dan Muslim no. 1401)


1. Dorongan untuk Menikah dan Meneladani Sunah Rasul

Hadis ini menjadi bukti jelas bahwa menikah adalah bagian dari sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak menikah demi mengejar ibadah yang lebih banyak justru bertentangan dengan teladan Nabi. Padahal menikah membawa banyak maslahat, baik secara agama, sosial, maupun pribadi.

Allah Ta’ala juga menegaskan bahwa para rasul sebelum Nabi Muhammad juga diberikan pasangan dan keturunan, sebagaimana dalam firman-Nya:

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan."
(QS. Ar-Ra’d: 38)


2. Islam Dibangun di Atas Kemudahan, Bukan Memberatkan

Hadis ini juga menegaskan prinsip penting dalam Islam: agama ini dibangun di atas kemudahan, bukan kesulitan. Berlebihan dalam ibadah sampai melewati batas kemampuan justru bisa menimbulkan kebosanan dan kelelahan, bahkan dapat membuat seseorang meninggalkan ibadah secara total.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorang pun yang mempersulit agama ini kecuali ia akan dikalahkan olehnya. Maka bersikap luruslah, mendekatlah (kepada kesempurnaan), dan bergembiralah. Mohonlah pertolongan (dari Allah) dengan beribadah di waktu pagi, sore, dan sedikit di akhir malam."
(HR. Bukhari no. 39)

Dengan kata lain, beribadah secara konsisten dan moderat lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah yang berlebihan tapi tidak berkelanjutan. Ini ditegaskan dalam sabda Nabi kepada Aisyah radhiyallahu 'anha:

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus menerus walaupun sedikit."
(HR. Bukhari no. 6464)


3. Kaidah Penting: Mengikuti Sunah Lebih Utama dari Banyaknya Amal

Hadis ini juga memuat kaidah penting dalam beragama: mengikuti sunah lebih utama daripada memperbanyak amal dengan cara yang tidak sesuai dengan petunjuk Nabi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan, “Siapa yang membenci sunahku, maka dia bukan termasuk golonganku.” Ini menunjukkan bahwa amal yang benar adalah yang mengikuti tuntunan Nabi, bukan hanya sekadar banyak.

Sebagai contoh, Sa’id bin Musayyib rahimahullah pernah menegur seseorang yang memperbanyak salat sunah setelah fajar lebih dari dua rakaat. Ketika orang tersebut mengatakan, “Apakah Allah akan mengazabku karena aku salat?”, beliau menjawab, “Tidak, tetapi bisa jadi karena kamu menyelisihi sunah.”


Penutup

Hadis ini memberi pelajaran berharga bagi umat Islam bahwa keseimbangan dalam beribadah dan hidup sesuai dengan sunah Rasulullah adalah jalan terbaik dalam meraih keridhaan Allah. Menikah, beribadah dengan seimbang, dan mengikuti jejak Nabi adalah bagian dari agama ini yang tidak bisa dipisahkan.

Semoga kita termasuk golongan yang mencintai dan meneladani sunah beliau dalam seluruh aspek kehidupan.

Wallahu a’lam.


Sumber : muslim.or.id